“My Second Love is My Last Love” Part_4


Second Love Part_4 by.HaeGhie1815

Second Love Part_4 by.HaeGhie1815

_______________________________________________________

Cast : Han Cheonsa, Lee Donghae, Lee Jongsuk

Cast other : Super Junior member, Lee Family, Lee Donghan

_______________________________________________________

One Week Later

 

Kantor agency Wellmade STARM hari ini mendadak jadi lebih ramai dibandingkan biasanya, banyak wartawan berkerumun di depan gedung membuat Cheonsa dan beberapa karyawan lainnya kesulitan untuk masuk kedalam. Butuh waktu cukup lama dan perjuangan yang keras bagi mereka untuk sampai kedalam dengan kondisi baik-baik saja.

“Wah, apa pagi ini ada demo, kenapa didepan kantor jadi seramai itu” keluh Cheonsa sembari membenahi pakaiannya yang sedikit agak kusut karena berdesak-desakan dengan kerumunan wartawan diluar.

“Kau tidak tau bahwa hari ini nona Park akan mengumumkan pertunangannya?” celetuk salah seorang karyawan wanita yang kebetulan mendengar ucapannya.

“진짜 (Jinjja?) Benarkah? Nona Park? Ap yang kau maksud Park Jung In-sshi?” tanya Cheonsa mencoba memastikan.

“Kau ini bagaimana sih, kau kan asisten pribadinya tapi mengapa kau sama sekali tidak tahu berita sepenting ini” jawabnya sewot dan segera berlalu meninggalkan Cheonsa yang masih diliputi dengan begitu banyak tanda tanya berputar dikepalanya.

Dicubitinya punggung tangannya guna membuktikan bahwa ia sedang tidak bermimpi sekarang dan ternyata rasanya sakit. Itu berarti bahwa ia memang sedang dalam kondisi sadar sepenuhnya.

“Wah daebak. Pria macam apa yang sudah bisa menahlukkan hati singa  betina itu”, ujarnya lirih agar tak seorangpun mendengarnya.

 

Cheonsa side

 

Aku terus berjalan keruangannya tapi sesampainya didalam aku tidak menemukan sosoknya seperti biasa dibalik meja kerjanya. Mungkin memang benar hari ini ia akan mengumumkan pertunangannya seperti yang tadi sudah dikatakan oleh karyawan wanita itu. Tapi anehnya kenapa perasaanku saat ini mendadak tidak enak. Kuusap dadaku yang terasa sesak secara tiba-tiba.

“Cheonsa…”

Kubalikkan tubuhku segera setelah mendengar namaku dipanggil oleh suara seseorang yang sedari tadi memenuhi pikiranku.

“Kau disini rupanya…”

“Ya?”

“Kau ini kenapa? Kenapa kaget seperti itu? Ayolah kau harus ikut aku sekarang, ada yang musti kau kerjakan untukku” katanya segera mengembalikan kesadaranku yang sedari tadi terbang entah kemana.

Ia tampak begitu cantik sekaligus anggun dengan busananya yang tidak seperti pakaian yang biasa ia kenakan ke kantor. Make up yang ia gunakan meski terlihat natural mampu membuat wajahnya yang hari ini penuh senyum semakin merubah penilaianku tentang kata “나쁜 (Nappeun) Kejam” yang biasa kugunakan padanya.

Kami pergi kesebuah gedung yang letaknya tidak begitu jauh dari kantor agency. Kami pergi diantarkan oleh supir pribadinya, setelah melewati pintu belakang kantor karena pintu masuk diblokir dengan puluhan wartawan sedari pagi tadi. Jumlahnya tidak berkurang sedikitpun justru malah semakin bertambah setiap menitnya.

“Tetaplah berdiri disini, jangan pergi kemana-mana” perintahnya saat kami tiba didalam sebuah gedung auditorium yang sepertinya memang sengaja dipersiapkan untuk acara konferensi pers.

Nona Park memintaku untuk duduk disudut ruangan dekat dengan panggu tempatnya berdiri saat ini. Ia turun tangan sendiri mengurus segala persiapan di meja konferensi pers sedangkan aku hanya duduk diam memperhatikan semua orang yang berlalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing. Kepalaku terasa sedikit pusing karena aku hanya dibiarkan duduk disini memperhatikan dan menunggu sesuatu yang sepertinya malah membuat kecemasanku semakin bertambah.

“Kau kenapa?” tanya nona Park yang sudah kembali menghampiriku.

“Ah tidak, aku tidak apa-apa” jawabku dengan seulas senyum berusaha setenang mungkin dihadapannya.

“Cheonsa-ya, karena hari ini adalah hari bahagiaku… aku ingin membaginya denganmu… aku ingin kau juga mendengarnya secara langsung jadi karena itu aku mengajakmu untuk datang kemari bersamaku” katanya sambil memegangi kedua bahuku. “Kau karyawan terbaik setelah sahabatmu Yuri, sebelumnya maafkan aku karena sering bersikap keras padamu dan juga maaf karena sudah banyak menyusahkanmu selama ini. Diluar itu semua aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri” imbuhnya dengan senyum manis yang ia tujukan padaku, yang justru malah membuat kepala mendadak terasa kosong.

“Nona anda harus segera kembali ke dalam karena sebentar lagi kami akan membukakan pintu ruangan untuk wartawan diluar sana” kata seorang pria dengan setelannya yang tampak rapih dan berwibawa membuat nona Park mengalihkan perhatianku sesaat.

“Baiklah” balasnya kemudian pria itu undur diri dengan membungkukkan tubuhnya sopan. “Kau dengarkan bahwa aku harus segera kembali kedalam jadi kumohon tetaplah disini, tetap ditempatmu” katanya padaku yang kujawab dengan anggukan mengerti.

Lidahku terlalu kelu untuk mengeluarkan kata-kata. Wanita itu mendadak jadi sosok yang asing dimataku. Apakah ini efek karena ia akan segera melepaskan masa lajangnya, batinku. Detik berikutnya ruangan sudah dipenuhi dengan puluhan wartawan saat kesadaranku mulai kembali setelah mendapatkan perlakuan tak lazim darinya. Beberapa diantaranya ada yang kukenali wajahnya saat berdesak-desakan tadi pagi didepan gedung agency.

“…setauku pasangan wanitanya berbeda usia sekitar tiga atau empat tahun dari pria itu”

“Benar, yang kudengar juga begitu. Dia bekerja di kantor agency si pria dan katanya ia menjabat sebagai wakil direktur disana”

“Wah wanita itu sungguh beruntung bisa mendapatkan pria setampan dia”

“Tentu saja, bagaimana tidak jika si pria begitu tampan, sukses, baik hati, ramah dan gilai banyak wanita”

Tiba-tiba saja rasa penasaran semakin menjadi-jadi setelah mendengarkan percakapan dari dua orang wartawan yang kini duduk tepat disebelahku. Bukan penasaran pada si wanita yang mereka bicarakan tapi aku begitu penasaran dengan si pria. Pria seperti apa yang sudah berhasil menakhlukan wanita itu.

“Maaf… maaf karena sedikit mengganggu pembicaraan kalian” kataku mencoba ikut bergabung dalam perbincangan mereka karena tak mampu lagi menekan rasa penasaranku. “Apa kalian tau siapa pasangan pria yang akan mengumumkan pertunangan hari ini? Apa dia seorang publik figur? Apa dia bekerja di Wellmade STARM juga?” tanyaku membuat mereka menghadiahiku tatapan mengejek.

“Nona kau ini sebenarnya siapa? Masa kau tidak tau siapa yang akan bertunangan hari ini”

“Benar itu, kau ini berasal dari planet mana sampai tidak tahu. Apa gunanya kau berada disini kalau kau tidak tahu apa-apa. Seluruh negeri ini sudah tahu siapa yang menjadi tokoh utama untuk hari ini” cibir keduanya padaku yang membuatku sedikit menyesal karena sudah mencoba bertanya pada orang yang salah.

“Pria itu bekerja di tempat yang sama dengan wanitanya. Dia seorang aktor yang tampan dan sukses, dia…” seorang wartawan pria yang tiba-tiba bergabung hendak memberitahuku segera menghentikan kalimatnya dan kembali fokus kedepan setelah seorang pria yang akan menjadi moderator untuk acara ini muncul bersiap mengambil tempat.

Seseorang yang begitu kukenal, seorang yang sudah seminggu lebih tak kutemui muncul dari balik pintu dan berjalan keatas panggung selang beberapa waktu setelah moderator acara tersebut memberikan pembukaan. Jantungku segera berpacu dengan cepat. Ia duduk disalah satu kursi yang berada tepat ditengah. Mataku tak bisa beralih begitu saja dari sosoknya.

“Kenapa dia ada disini?” gumamku tak habis pikir.

Tak butuh waktu lama karena setelahnya nona Park juga keluar dari balik pintu yang sama seperti yang dilakukan pria itu dan segera duduk tepat disebelahnya. Membuat jantungku semakin berpacu lebih cepat sepuluh kali lipat dari seharusnya. Wanita itu menatap dan tersenyum padaku dari tempatnya sekarang. Kubalas senyumnya dengan susah payah karena aku terlalu fokus pada pria yang kini masih berada di sampingnya.

“Apa yang dia lakukan disini setelah beberapa hari menghilang?” gumamku lagi.

“Lihatlah, betapa serasinya mereka” seru salah seorang wartawan wanita yang tadi mencibirku.

“Kau benar, semakin dilihat keduanya tampak begitu serasi seolah tak terlihat perbedaan usia diantara keduanya” seru wartawan yang satunya menambahi.

“Apakah… yang bertunangan hari ini… Lee Jongsuk?” tanyaku ragu.

Berharap bahwa mereka akan menghadiahiku setidaknya kata “Tidak” atau “Bukan” namun kenyataannya berbeda. Ketakutanku yang tiba-tiba hadir ternyata memang nyata.

“Kemana saja kau selama ini? Bahkan desas-desus mengenai kencan mereka sudah beredar sejak beberapa hari yang lalu karena keduanya sempat tertangkap netizen tengah makan malam bersama” jawabnya melengkapi sudah kebodohan dan ketidak tahuanku selama ini.

Pergi. Menjauh adalah hal pertama yang perlu kulakukan saat ini. Aku harus segera pergi meninggalkan tempat ini sebelum aku mempermalukan diriku sendiri. Ku kerahkan segenap sisa-sisa tenaga yang kumiliki, segera kuseret langkahku yang terasa begitu berat ini menjauh dari tempat yang kuanggap menakutkan itu.

Aku terus berjalan menjauh dengan langkah yang terseok-seok dan berhenti disalah satu halte tak jauh dari gedung tadi. Duduk disalah satu bangku halte, bersandar ditiang penyangganya. Kuatur napasku yang semakin tak beraturan. Paru-paruku seolah tak bekerja dengan baik kali ini karena aku benar-benar kesulitan mendapatkan pasokan oksigen yang begitu kubutuhkan.

Dadaku terasa begitu sakit, rasanya teramat sakit membuatku hampir mati. Mataku memanas seketika. Aku tak lagi mampu menahan cairan bening yang kini sudah membanjiri pipiku. Isakan yang sedari tertahan sudah tak mampu lagi kuredam, kubiarkan lolos begitu saja dari tenggorokanku. Tak lagi kupedulikan orang-orang yang kini mulai menatapku dengan rasa ingin tahu mereka. Aku sudah tak peduli lagi. Aku sudah tak mampu menahan rasa sakit yang sedari beberapa waktu lalu mulai menggerogotiku.

Cheonsa side end

 

 

Donghae side

 

“Hae, hae-ya, apa kau sudah mendengar berita pagi ini?” seru Eunhyuk yang baru saja keluar dari kamarnya dengan heboh menghampiriku dan (희철) Heechul hyung yang masih asik menonton drama korea di dorm hari ini.

“Kau ini kenapa sih? Kenapa kau jadi hobi menggosip seperti mereka” semburku kesal sembari melirik Heechul hyung dan (려욱) Ryeowook yang baru kembali dari dapur untuk bergabung menonton TV.

“Karena berita yang satu ini ada hubungannya denganmu” katanya semakin dipenuhi kehebohan.

Segera setelahnya ia merebut remote yang ada ditangan Heechul hyung dan mengganti tontonan kami dengan program infotainment yang selalu menjadi acara favorit beberapa member kami yang hobi bergosip ria.

“Lihat itu” serunya menunjuk-nunjuk layar TV dihadapan kami. “Itu… Lee Jongsuk hari ini mengumumkan pertunangannya” tambahnya lagi yang langsung membuatku membelalakkan mata.

Mencari sosok yang sebenarnya tak ingin kulihat berada disisi pria itu.

“Wanitanya lumayan cantik” komentar Heechul hyung.

“Wanita yang mana hyung?” tanyaku masih mencari-cari sosok gadis itu disana.

“Ya wanita yang memakai gaun itu. Wanita yang berdiri tepat disampingnya itu bodoh, memangnya wanita yang mana lagi” jawab Heechul hyung kesal.

“Tapi itu bukan Cheonsa” balasku polos karena tak juga menemukan dirinya disana.

“Siapa yang bilang Cheonsa, pria itu bertunangan dengan orang lain. Itu berarti hubungannya dengan Cheonsa sudah berakhir” jelas Eunhyuk entah mengapa membuatku segera melonjak dan berseru penuh kebahagiaan.

“Hyung, sepertinya kau perlu memeriksakan otakmu itu kedokter” komentar Ryeowook sembari menatapku ngeri.

“Lalu… jika pria itu bertunangan dengan wanita lain… bagaimana ya kondisi Cheonsa saat ini?” celetuk Eunhyuk yang segera membuatku berhenti dari uforiaku yang memang terasa cukup berlebihan.

“Apa aku harus menghubunginya?” tanyaku meminta saran pada ketiga mahluk dihadapanku saat ini.

“Yah mungkin sebaiknya begitu, hubungi dia sekarang… kau pikir dia akan menanggapi panggilan orang asing yang baru dikenalnya beberapa minggu ini saat pikiran dan perasaannya tengah kacau” jawaban Heechul hyung jengkel yang segera membuatku mengurungkan niatku untuk menghubunginya.

“Kenapa tak kau hubungi saja adiknya, tanyakan padanya kondisi Cheonsa saat ini, tidak mungkin kan adiknya tidak…”

Belum sempat Eunhyuk menyelesaikan perkataannya aku segera menyambar jaketku yang tadi kugeletakkan asal dilantai.

“Yak ikan bodoh kau mau kemana” jerit Heechul hyung tapi kurasa aku tak lagi memiliki waktu untuk menjelaskan padanya.

***

Aku sudah sampai didepan rumahnya setelah menjemput Donghan sepulang sekolah. Segera kuajak Donghan kerumahnya setelah bertanya apakah ia merindukan Cheonsa dan ingin bertemu dengannya. Beruntungnya Donghan memang selalu merindukannya, jadi mudah sekali bagiku untuk membawa putraku datang kemari menemuinya sebagai sebuah alasan. Alasan paling tepat untuk menemuinya. Mengetahui kondisinya.

“Oh oppa, Donghan”

Yeonsa tampak kaget mendapatiku dan Donghan setelah ia membukakan pintu rumahnya.

“Nonna, dimana ajhumma?” tanya Donghan otomatis tanpa perlu kuajari terlebih dahulu.

“Eumm… itu… anu… ajhumma… dia sedang tidak enak badan” jawab Yeonsa bingung.

Donghan yang tanpa perlu dikomando segera berlari kedalam rumah dan bergegas masuk ke kamar Cheonsa, sedangkan aku menunggu diruang tengah bersama Yeonsa yang kini tampak cemas. Aku begitu penasaran dengan kondisinya saat ini setelah pemberitaan itu. Pasti saat ini perasaan gadis itu sedang tak karuan. Gadis malang, batinku.

“Aku sudah mendengar beritanya” kataku mencoba memulai obrolan dengan Yeonsa yang terus duduk dengan gelisah. “Apa eonnimu baik-baik saja? Bagaimana kondisinya?” tanyaku penasaran.

“Yang pasti dia tidak sedang dalam kondisi yang baik saat ini” jawab Yeonsa dengan gurat kesedihan diwajahnya.

Aku mengerti betul bagaimana perasaannya saat ini tanpa perlu bertanya langsung padanya. Ia pasti begitu terluka bahkan mungkin sangat terluka. Tapi aku berharap ia tidak akan terlalu larut dalam lukanya karena itu justru akan menghancurkannya.

“Eonni…” Yeonsa mulai membuka mulutnya yang sedari tadi dikuncinya rapat-rapat.

Ia menceritakan semua yang dialami gadis itu seharian ini. Mulai dari melihat secara langsung konfrensi pers yang dilakukan kekasihnya tepat didepan matanya setelah beberapa waktu menghilang tanpa jejak. Pria itu menghianati kepercayaannya. Menghianati setiap pengorbanan yang selama ini telah ia lakukan sebagai kekasih yang tak pernah dianggap menurutnya.

“Donghae-sshi, maaf karena kau harus melihatku dalam kondisi seperti ini” sapanya yang baru saja keluar dari kamarnya bersama Donghan.

Wajahnya tampak begitu menyedihkan dengan mata sembabnya yang bisa kupastikan bahwa sedari tadi ia terus menangis tanpa henti.

“Justru aku yang harusnya minta maaf karena datang disaat yang tak tepat waktu seperti sekarang” balasku dengan pandangan yang tak bisa kulepaskan darinya yang kini sudah duduk di hadapanku.

“Ini benar-benar memalukan” katanya berusaha mengulaskan senyum dengan susah payah dihadapanku. “Sungguh aku benar-benar malu menampakkan wajahku yang kusut ini” keluhnya sambil menepuk-nepuk pipinya.

“Eonni, istirahatlah dikamarmu” perintah Yeonsa.

“Benar apa yang dikatakan Yeonsa, sebaiknya kau istirahat saja… kau tidak perlu keluar dari kamarmu” kataku ikut menambahi karena merasa tak tega melihat kondisinya seperti itu.

“Tenanglah, aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang karena ada Donghan disini” katanya sambil mengacak rambut Donghan gemas.

“Ajhumma tidak boleh menangis lagi. Aku akan memarahi orang jahat yang sudah membuat ajhummaku menangis” celetukkan Donghan berhasil membuatnya tertawa dengan lepas seperti biasa.

“Baiklah, ajhumma akan berhenti menangis sekarang. Kau harus benar-benar memarahi orang jahat itu nanti, ok” balasnya kemudian membuat kondisinya kini seperti mulai pulih kembali. “(아이고) Aigoo, uri Donghan neomu (예뽀) yeppo” serunya sembari memeluk Donghan erat membuatku dan Yeonsa saling lirik satu sama lain dengan senyum puas.

Ternyata rencanaku untuk membawa Donghan kemari tidaklah salah. Kehadiran Donghan justru malah berhasil mengembalikan moodnya yang semula buruk menjadi kembali baik. Aku jadi ikut lega melihatnya.

***

“Masakan ajhumma memang yang paling enak, jauh lebih enak dari masakan Wookie samcheon” ujar Donghan sebelum berpamitan pada Cheonsa yang kini mengantarkan kami keluar.

“정말? (Jeongmal?) Sungguh?” tanyanya.

“Eoh, jeongmalyo” jawab Donghan dengan penuh semangat.

“Ya sudah, sekarang kau harus pamit dan katakan terima kasih pada ajhumma karena sudah mau direpotkan olehmu hari ini” perintahku pada Donghan yang segera dipatuhinya.

“Ajhumma, terima kasih untuk masakannya. Aku pulang dulu tapi besok aku mau kesini lagi. Bolehkan appa?” kata Donghan diakhiri dengan pertanyaan yang ia tujukan padaku.

“Hei, kau mana boleh merepotkan ajhumma terus menerus seperti itu” tukasku membuatnya segera memasang wajah kesalnya yang tampak begitu menggemaskan.

“Donghan tidak merepotkan ko’. Justru ajhumma sangat senang jika Donghan datang, ajhumma jadi tidak kesepian dan punya teman bermain. Yeonsa nonna juga senang setiap kali Donghan datang, jadi kau boleh datang kemari kapanpun kau mau” ujarnya membuat Donghan kegirangan.

“Ajhumma…” panggilnya sembari menggerak-gerakkan tangannya membuat Cheonsa segera berjongkok mensejajarkan tinggi mereka.

“Wae…”

Chu~

Sebuah kecupan dari Donghan berhasil mendarat tepat dibibir Cheonsa membuat gadis itu membeku ditempatnya untuk beberapa saat.

“Yak… Lee Donghan… aissh” jeritku pada bocah itu tapi dia sudah keburu masuk kedalam mobil meninggalkanku dan Cheonsa yang sudah kembali berdiri tegak dihadapanku.

“Anak itu benar-benar manis dan menggemaskan” kekeh Cheonsa karena ulah Donghan barusan kepadanya.

“Maaf…” kataku sembari menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

“Untuk apa minta maaf, yang barusan itu kan hanya tindakan refleknya sebagai ucapan terima kasih padaku” terangnya yang mebuatku membelalakkan mata tak percaya dengan reaksinya. “Donghae-sshi, kau harus lebih banyak meluangkan waktumu untuk menemani Donghan agar kau bisa mengerti banyak hal tentang putramu itu yang mungkin belum kau ketahui. Dia anak yang manis dan… menggemaskan” lanjutnya masih membuatku sedikit keheranan.

“Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu dan terima kasih untuk makan malamnya” pamitku berpura-pura paham dengan apa yang ia katakan.

“Baiklah, 조심해 (Josimhae) hati-hati dijalan” katanya sambil melambaikan tangan pada Donghan yang sudah berada didalam mobil.

 

Donghae side end

 

 

Cheonsa side

“Wow daebak, sekarang kau bahkan bisa tertawa setelah seharian ini menangis tersedu-sedu seperti orang gila” seru Yeonsa padaku yang kini sudah duduk diruang tengah bersamanya.

“Entahlah, bocah itu seperti obat mujarab yang bisa langsung menyembuhkan lukaku” ujarku. “Sudahlah aku mau kembali ke kamarku, aku perlu tidur sekarang dan berharap semua ingatan pahit hari ini lenyap begitu saja setelah besok kembali membuka mata” lanjutku dan hendak kembali kekamar namun langkahku harus terhenti saat mendengar pintu rumah kami kembali diketuk.

“Nugu?” tanya Yeonsa padaku.

“Molla… apa Donghan kembali lagi?” gumamku. “Biar aku saja yang bukakan” sergahku saat Yeonsa sudah ingin beranjak dari duduknya.

Betapa terkejutnya aku saat pintu rumah kembali terbuka, yang kudapati bukan lagi Donghan ataupun Donghae. Yang kudapati saat ini justru seseorang yang tak ingin kulihat lagi. Lee Jongsuk.

“Kita perlu bicara” katanya segera saat aku hendak menutup kembali pintu rumahku.

“Aku sedang tidak ingin bicara atau sekedar menyapamu, aku tidak sudi” ujarku sadis dan kembali ingin menutup pintu rumahku  namun tangan kekarnya sudah mencengkeram pergelangan tanganku keras, kemudian menyeretku paksa untuk keluar.

Ia benar-benar membawaku paksa masuk kedalam mobilnya dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Sekuat tenaga aku berusaha menolak dan memberontak tapi nyatanya tenaga yang kupunya tidak sebanding dengan yang ia miliki. Ahirnya aku terpaksa menyerah dan tidak lagi mencoba untuk melawannya, aku hanya duduk diam tak bersuara di dalam mobilnya yang terus melaju, menjauh dari rumahku sampai tepian sungai han yang tampak lengang. Jauh dari jangkauan pengunjung dan para pejalan kaki.

“Cepat katakan apa yang ingin kau katakan padaku karena aku sedang tak memiliki banyak waktu untuk sekedar berdiam disini menemani pria sepertimu” kataku dingin karena sedari tadi ia hanya diam membisu dan tak bereaksi membuatku semakin kesal padanya lebih dari sebelumnya. “Baiklah kalau tak ada yang ingin kau bicarakan, lebih baik aku pulang sekarang” kataku lagi segera ingin keluar dari mobilnya tapi dengan cepat ia menahanku.

“Maafkan aku” kata pertama darinya yang justru semakin memperburuk suasana hatiku. “Aku tau sekarang kau pasti sangat membenciku… tapi… kau harus mendengarkan penjelasanku lebih dulu sebelum kau semakin salah paham padaku” lanjutnya kini berusaha memberanikan diri menatap mataku.

“Salah paham katamu?” tanyaku ketus. “Kau benar, membencimu… saat ini aku sungguh sangat membencimu sampai rasanya aku tidak ingin lagi melihat wajahmu dihadapanku karena aku sangat, sangat membenci dirimu” makiku padanya yang tetap tak bergeming ditempatnya.

“Aku tidak butuh penjelasanmu, karena yang paling kubutuhkan hanyalah… kau enyah dari hadapanku sekarang juga… jangan pernah kembali lagi kehadapanku karena kehadiranmu hanya akan menorehkan luka yang semakin mendalam dihatiku… jadi kuharap setelah ini kita tidak perlu lagi bertemu…” gertakku sembari menepis tangannya yang masih memegang bahuku dan segera keluar dari mobilnya.

Pergi menjauh darinya saat ini, kurasa itu juga merupakan pilihan terbaik yang perlu kuambil. Aku sudah tak mampu lagi menahan air mataku yang terus berdesakan ingin keluar sedari tadi. Aku hanya tidak ingin memperlihatkan air mataku dihadapannya. Aku tidak ingin terlihat lemah dihadapannya. Mungkin aku memang membencinya saat ini. Aku tak ingin mendengarkan penjelasan apapun darinya yang mungkin akan semakin menyakiti perasaanku sendiri.

“Aku membencimu… aku sungguh-sungguh membencimu Lee Jongsuk… kau pria brengsek…” lirihku disela isak tangis yang kini semakin menderaku.

 

One Week Later

 

Pagi ini kukuatkan diriku untuk kembali datang ke kantor setelah kuhabiskan waktuku seminggu lebih mengurung diri dirumah. Rasanya begitu berat bagiku untuk kembali menampakkan wajahku ketempat ini. Terlebih lagi karena aku tidak ingin melihat pria bodoh itu yang selama seminggu ini masih saja datang padaku. Mengusik hidupku.

Selama seminggu ini ia terus saja datang kerumahku dan terus memohon padaku untuk mau bicara dengannya tapi selalu saja kutolak mentah-mentah permintaannya. Tak ingin kuindahkan sedikitpun segala macam rengekannya. Aku tak ingin peduli lagi dengan segala hal yang dilakukannya.

“초기요 (Chogiyo) Permisi… sunbaenim…” sapaku pada nona Park yang kini sudah menatapku dengan kaget.

“Cheonsa, kau kemana saja, kenapa baru muncul sekarang” tanyanya padaku yang kini sudah berdiri didepan meja kerjanya.

“Sebelumnya maafkan aku karena tempo hari sudah pergi tanpa pamit dan… karena seminggu ini tidak muncul dikantor” jawabku.

“Yasudahlah, tidak apa, aku sudah tidak begitu memusingkannya. Sekarang bisakah kau…” kata-katanya segera terputus ketika aku menyerahkan amplop putih yang kubawa dari rumah tadi keatas mejanya. “Apa ini?” tanyanya.

“Surat pengunduran diri” jawabku tegas.

Aku terus memikirkan tentang rencana ini selama berdiam diri dirumah semingguan ini. Kini tekadku sudah benar-benar bulat untuk berhenti bekerja padanya. Aku harus melakukannya untuk menjaga perasaanku dan mungkin juga perasaannya agar tak ada lagi yang perlu terluka setelah ini. Entah bagaimana akhirnya nanti, tapi yang jelas aku harus benar-benar tegas untuk mulai melupakan semuanya sebelum memulai hidup baruku tanpa pria itu. Pria yang kini sudah menjadi miliki wanita dihadapanku ini.

“Kenapa begitu tiba-tiba? Apa alasannya sampai kau harus mengundurkan diri seperti ini?” tanyanya tak percaya dengan tindakanku.

“Maaf sunbaenim… maaf karena aku tidak bisa memberitahukan alasanku tapi… keputusanku sudah bulat untuk berhenti dan kuharap kau mau menerima surat pengunduran diriku ini” jawabku.

Wanita itu tampak begitu berat untuk melepaskanku tapi hal itu tak lantas membuat hatiku luluh. Dia wanita yang baik. Sangat baik mungkin. Maka dari itu kuputuskan untuk benar-benar menjauh karena aku tidak ingin terlibat kedalam hubungannya bersama pria itu.

Ponselku tiba-tiba saja bordering tepat disaat aku tengah berada dihalte bus terdekat. Nama Yeonsa yang tertera disana membuatku segera menanggapi panggilannya.

“Eonni kau dimana?” tanyanya terdengar begitu resah.

“Yeonsa-ya kau kenapa? Aku sedang dalam perjalanan pulang” jawabku.

“Cepatlah pulang ada hal penting yang harus kau dengar” katanya dan segera ia akhiri panggilan tersebut sebelum aku sempat bertanya.

“Ada apasih dengannya kenapa dia jadi membuatku khawatir seperti ini” aku ingin secepatnya sampai dirumah karena tingkah Yeonsa yang seperti itu membuatku jadi panik.

Cheonsa side end

 

 

~ TBC ~

Categories: Uncategorized | 1 Komentar

Navigasi pos

1 thoughts on ““My Second Love is My Last Love” Part_4

  1. esiapoker.com adalah Agen Poker online Indonesia terbaik dan terpercaya.
    Kami menyediakan jasa berupa tempat dan meja bagi para pemain poker di seluruh indonesia.
    Apabila Anda ingin bermain poker online tetapi kurang memahaminya kami siap membantu Anda selama 24jam..

    Kelebihan bermain bersama Kami :

    – Minimal deposit dan penarikan hanya Rp. 15.000,-
    – Deposit mudah dan Proses Withdraw cepat dengan via transfer Melalui 4 Bank Lokal.
    – Tidak ada batas untuk melakukan penarikan
    – Tingkat Persentase Kemenangan lebih dari 65%!!!
    – 100% Player Vs Player (Tanpa Robot)
    – Bisa dimainkan melalui PC ataupun Android
    – Dengan server yang sangat besar serta lebih dari 2500 orang pemain di seluruh indonesia,
    esiapoker akan selalu ramai selama 24 Jam !!
    Anda bisa mendaftar secara gratis dan mengecheck jumlah pemainnya sendiri
    🙂

    Bonus yang Kami sediakan untuk member Kami di ESIAPOKER.COM ❤ :

    Bonus Deposit EsiaPoker Hingga 50.000 Untuk deposit pertama.

    Deposit 50.000 bonus 10.000
    Deposit 200.000 bonus 20.000
    Deposit 300.000 bonus 30.000
    Deposit 400.000 bonus 40.000
    Deposit 500.000 bonus 50.000

    BONUS REFERAL Hingga 15%
    JACKPOT RATUSAN JUTA RUPIAH !!
    CASH BACK 0,3% – 0,5% perminggu !!

    Support bank : BCA – MANDIRI – BRI – BNI

    Bergabunglah bersama kami dan raih kemenangan sebesar besar nya !!
    karena kami hanya menyediakan jasa dan mengharapkan anda menang !!

    Hubungi kami di :
    Web : esiapoker.com ( Livechat Support 24/7 )
    YM : cs.esiapoker
    BBM : 564FEC86
    Sms/ Tel : 0813-1166-9086

Berani baca, berani komentar dong...^^~

Blog di WordPress.com.

S P I C Z Y

Wlcome to my Alter Ego...

Elfishy Siwonnie World

This Blog is dedicate to My Beloved Boys, Donghae & Siwon

My World Fanfic

Just My Fanfiction!!

Aprilia SapphireBlue World's

FICTION WORLD WITH MY IMAGINATION....

Sweet Caramel

My Sweety

Choniegyu Fan Fiction

Dedicate To Our Evil Magnae "Our Gyuhyun"

KPDK Fanfiction

Just For Fanfiction

The Story About Love

Love don’t cost a thing; except a lot of tears, a broken heart, and wasted years.

SpeciAll Sapphire Blue

All About Super Junior -SpeciAll-

My Room

Tempat kami berbagi imaginasi melalui fanfiction

FFindo

FanFic For Friends

Voldemort's Porch

Spoiled rich and a total bitch.

VJ Heru

Penulis humor yang kurang pamor.

Dazzlesme

Let it flow with your talent

Catatan Kika

Sebuah Catatan Kecil Dari Orang Yang Ingin Besar

== HaeLien ==

Planet for Lee Donghae the Alien

elf501

My World is Korean Pop

Superjunior Fanfiction 2010

All about fanfictions with Super Junior as the main characters!

Korean Chingu

Like Korea Love Indonesia ^^