_____________________________________________________________
Cast: Lee Donghae, Han Cheonsa, Song Joong Ki
Other Cast: Member Super Junior, Han Nana, Song Hyura, Son Eun Seo, Cho family
Genre: Romance, Sad, Family, Frienship, Comedy
_____________________________________________________________
♥ Kau hanya sebuah memori bagiku, jadi tolong biarkan aku menyimpanmu dalam hati seperti ini saja…♥
BoA side
Entah sudah berapa jam waktu yang dihabiskan olehnya untuk terus mengurung diri dikamar berusaha terus menerus mengurasa air matanya. Aku yakin keadaannya saat ini pasti jauh dari kata baik-baik saja. Dengan ingatannya yang sudah kembali dan langsung mendapati namja yang paling ia cintai sudah resmi bersanding dengan yeoja lain tepat didepan matanya. Yeoja mana yang mampu berdiri dengan tegap untuk menghampiri kedua mempelai dengan memberikan ucapan selamat sambil terus menyunggingkan senyum terbaiknya, siapa lagi kalau bukan Cheonsa.
Aku begitu mengenal dirinya, mengenal kepribadian yang ada padanya. Cheonsa, dia tak ubahnya seperti dongsaengku sendiri.
FLASHBACK
“Mwo??? Maksud sajangnim apa???” tanyaku tak mengerti.
“Aku memintamu untuk melatih peserta trainee baru ini, dia begitu istimewa maka dari itu ia harus dilatih oleh orang yang istimewa juga sepertimu” begitulah sekiranya penjelasan dari Lee Sooman sajangnim, beliau memintaku untuk melatih seorang trainee khusus.
“Rencananya mulai besok kau sudah harus membantunya, berikan dia pelatihan yang terbaik arra” perintahnya kali ini benar-benar sulit untuk kutolak.
“Nde arrachi sajangnim” jawabku dengan pasrah.
***
“Apa kau trainee baru itu???” tanyaku setelah mendapati seorang yeoja yang tengah duduk membelakangiku di dalam ruang latihanku.
“Ohh… nde sunbaenim, anyeong nae ireumeun Han Cheonsa imnida” jawabnya kaget kemudian membungkukkan tubuhnya 90 derajat dan diakhiri dengan senyum dari wajah cerianya membuatku ikut tersenyum melihatnya.
***
Waktu demi waktu latihan yang kami lakukan bersama terasa sangat menyenangkan, ini semua berkat Cheonsa. Ia sangat bersemangat dan selalu mengaliriku dengan semangat besarnya itu. Selain itu keceriaannya juga sangat mempengaruhi, tanpa kusadari kami jadi semakin dekat bahkan tak jarang kami selalu menghabiskan waktu bersama dengan menginapnya Cheonsa diapartemenku, jalan-jalan, saling curhat. Sampai sesudah debutpun kami masing sering menghabiskan waktu bersama untuk melepas rasa rindu kami karena jadwal padat yang memisahkan. Aku sudah menganggap dirinya seperti dongsaengku sendiri begitupun sebaliknya, dia sudah menganggapku seperti eonninya sendiri. Jadi wajarkan jika kami terlihat sangat dekat dan akrab.
FLASHBACK end
Sebaiknya kubiarkan saja Cheonsa tetap sendiri sekarang, pasti hanya itu yang ia butuhkan saat ini. Lagi pula besok pagi juga sudah pasti ia akan menghampiriku dengan sendirinya dan mengeluarkan seluruh ganjalan di hatinya padaku.
BoA side end
CHEONSA side
Kepalaku terasa berputar, pandanganku kabur, bahkan tubuhku terasa sangat berat untuk sekedar duduk dengan tegak. Apa ini efek karena dari seharian kemarin aku hanya menangis tanpa henti, tak mengisi perutku dengan sesuap apapun dan tak tidur semalaman karena memang sangat sulit bagiku memejamkan mata.
“Wajahmu terlihat sangat pucat saengi, apa kau sakit???” tanya BoA eonni khawatir dan buru-buru melekatkan punggung tangannya dikeningku.
“Nan gwencaha eonni-ya” jawabku berusaha menyunggingkan senyumku yang terasa lemah.
“Yaa… suhu tubuhmu itu tinggi sekali saengi, kembali kekamarmu dan istirahatlah setelah kau menghabiskan sarapanmu ini” perintahnya sambil menunjuk-nunjuk sarapan dipiringku yang sedari tadi belum juga kucicipi.
“Apa kau mau kusuapi paksa agar makanan itu bisa memenuhi lambungmu eoh???” tanyanya kesal karena aku tak juga bereaksi menanggapi perintahnya.
“ Ne arra, ini lihatlah aku makan semuanya sampai habis” kataku berpura-pura ngambek dan mulai melahap sarapan yang sudah disiapkannya sejak pagi tadi.
***
Tubuhku terus saja menggigil kedinginan meskipun aku sudah membungkus tubuhku dengan selimut tebal sekalipun. Aigoo, sepertinya kali ini aku benar-benar sakit.
“Saengi, minumlah dulu obatnya” seru BoA eonni membawakan aku obat dan segelas air putih kemudian membantuku meminumnya.
“Saengi, sebaiknya kita kerumah sakit saja yaa???” bujuknya padaku.
“Eonni… aku hanya perlu istirahat sekarang, aku terlalu letih” tolakku dengan lembut.
“Arraseo, jika itu maumu istirahatlah” balasnya membenarkan letak selimut yang kukenakan dan berlalu keluar kamar.
“Hanya sakit seperti ini tak sebanding dengan sakit yang disini” lirihku sambil memegangi dadaku yang terasa sesak mengingat kejadian kemarin membuat air mataku yang sudah mereda kembali menguar.
Sekuat tenaga aku berusaha menghentikan cairan bening yang tak kunjung henti menguar, kupaksakan mata ini untuk terpejam.
CHEONSA side end
DONGHAE side
Matanya terpejam dengan begitu rapat sedangkan wajahnya yang tampak pucat dihiasi peluh yang terus saja membanjirinya padahal suhu ruangan ini tidak panas. Kemana wajah cerianya pergi? Kenapa yang ada dihadapanku saat ini hanya wajah pucat yang sedang tak sadarkan diri seperti ini? Apa yang telah kulakukan begitu menyakitimu Han? Jika memang aku menyakitimu, apa yang harus kuperbuat untuk mengobati lukamu? Aku tak pernah sanggup melihatmu seperti ini, apalagi aku yang menjadi sebab utamanya.
“Eomma… eomma… appo eomma… appo…” ia mulai meracau tak jelas,kuperiksa lagi suhu tubuhnya dan ternyata demamnya sangat tinggi.
“Hyura-ya” teriakku panik memanggil Hyura yang sedang berada diluar kamar.
“Waeyo oppa???” tanya Hyura yang langsung berhambur kedalam kamar diikuti BoA.
“Demamnya semakin tinggi dan… baru saja dia mengigau memanggil-manggil eommanya eottoke???” tanyaku panik yang langsung membuat Hyura dengan cekatan memeriksa kondisi Cheonsa.
***
Kubaringkan tubuhku tepat disampingnya yang masih tak sadarkan diri dan mulai kudekap erat tubuhnya yang masih menggigil seperti orang yang sedang kedinginan padahal demamnya terbilang tinggi. Igauannya belum juga reda, ia masih terus memanggil eommanya. Kenapa melihatnya seperti ini membuatku tanpa sadar menjatuhkan air mataku.
Semakin kueratkan pelukanku ditubuhnya karena takut sedtik saja aku melepaskannya maka aku akan benar-benar kehilangan dirinya.
“Tidurlah malaikatku yang cantik, lekaslah sembuh, jangan seperti ini karena ini menyakitkan untukku. Aku ingin melihatmu tersenyum kembali, aku ingin melihatmu selalu berada dijarak pandangku atau selalu berada di dalam dekapanku agar aku tak kehabisan napas karena kehilanganmu, oksigenku. Tidurlah Han, lekaslah sembuh demi aku” ucapku lirih kemudian mengecup puncak kepalanya dan ikut memejamkan mata.
DONGHAE side end
CHEONSA side
Kepalaku masih terasa begitu berat, mataku mulai terbuka perlahan menyesuaikan cahaya matahari yang mengintip dari balik tirai yang menghalangi jendela kamar.
CHU~~
Mataku langsung melebar seketika saat kurasakan bibir seseorang menyentuh permukaan bibirku.
“O… oppa???” seruku kaget dan berulang kali mengerjap-ngerjapkan mataku mendapati bahwa tubuhku sedari tadi ternyata sedang dipeluk olehnya (Donghae oppa).
“Morning chagi” sapanya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya yang selalu terlihat tampan dimataku meskipun dalam keadaan belum mandi sekalipun.
CHU~~
Lagi untuk yang kedua kalinya ia berhasil membuat jantungku hampir melompat dari tempatnya.
“Apa kau begitu takjub dengan kemunculanku chagi???” tanyanya masiih dengan senyum manisnya yang membuat jantungku sebentar lagi benar-benar akan keluar.
CHU~~
“Yang kali ini apa semakin menghipnotismu???” tanyanya untuk kesekian kalinya sambil mengeratkan pelukannya dan berhasil membuat wajahku terasa panas, mungkin saat ini warnanya menjadi merah padam.
“Yaaakk… cukup oppa, kau bisa membuatku mati kehabisan napas nanti” jeritku sambil berusaha mengelak saat ia akan kembali mengulangi aksinya.
“Chagi… sekali lagi…” bujuknya dengan aegyo yang bisa membuat fansnya diluar sana berteriak histeris dan akan berebut untuk memilikinya.
“AAAAAAAWWWW… chagiya, apa yang kau lakukan??? Ini sakit tau” teriakan dan protesan darinya saat aku dengan sengaja mencubit absnya.
“Apa itu benar-benar terasa sakit oppa???” tanyaku ragu.
“Tentu saja, siapa yang tidak akan menjerit kesakitan jika dicubit sekeras itu” jawabnya dengan kesal.
CHEONSA side end
DONGHAE side
Cheonsa langsung memelukku dengan sangat erat, membuatku terkejut dengan perlakuannya setelah baru saja memncubitku dengan kuat.
“Oppa… ternyata kau nyata” gumamnya diselingi isak tangisnya yang tiba-tiba.
“Ternyata kau bukanlah halusinasiku semata, kau sungguh nyata” lanjutnya yang kini air matanya mulai kurasakan membasahi kemeja putih yang kukenakan karena ia menangis dalam dekapanku.
“Hemm… ne chagi, aku benar-benar nyata, aku berada disini karenamu, untukmu, hanya untukmu” balasku sambil mengelus punggungnya yang terus bergetar akibat tangisan yang melandanya.
Kutahan air mataku yang mulai mengambang menyesaki pelupuk mataku agar tak tumpah begitu saja. Aku harus terlihat kuat dihadapan Cheonsa agar ia bisa memberikan kekuatan baginya untuk terus bertahan dan yakin bahwa aku akan segera mengakhiri semuanya agar kami dapat kembali bersatu lagi, selamanya.
DONGHAE side end
KYUHYUN side
Kulajukan mobilku sesegara mungkin meninggalkan apartemen BoA setelah melihat Donghae hyung dan dongsaengku Cheonsa berdua dikamarnya. Sekarang aku benar-benar mengerti rasa sakit yang mereka berdua derita. Rasanya begitu menyesakkan.
“Mianhae… mianhae” lirihku seketika dan tanpa sadarku pipi ini sudah dibanjiri oleh cairan bening yang dengan sekuat tenaga menyeruak keluar dan sulit kubendung lagi.
“Aku benar-benar babo karena sudah berusaha memisahkan kalian berdua tapi sekarang aku sudah mengerti bahwa sulit bagiku untuk menyangkal lagi karena takdirlah yang sudah mulai bicara” penyesalan atas perbuatanku yang berusaha memisahkan hyung dan dongsaengku dengan mempersilahkan pihak ketiga hadir ditengah-tengah mereka.
Sungguh rasanya aku benar-benar sadar sepenuhnya bahwa ternyata mereka begitu saling mencintai. Sebesar apapun usaha yang aku lakukan untuk memisahkan mereka tapi kenyataannya mereka tetap tak bisa dipisahkan. Yang kulakukan sama halnya dengan menorehkan luka pada dua orang yang begitu kusayangi. Aku terlalu bodoh karena sudah mengacuhkan cinta mereka yang begitu kuat.
***
“Kyu…” seru Hyura terkaget begitu mendapatiku sudah berdiri dengan lusuh didepan pintu apartemennya.
“Gwenchanayo???” tanya bingung sambil memperhatikan penampilanku.
“Boleh aku masuk sekarang, aku sudah tak memiliki tenaga lagi sekarang ini” pintaku yang langsung menerobos masuk kedalam apartemennya tanpa menunggu jawaban darinya.
Kujatuhkan tubuhku yang memang sudah tak mampu lagi berdiri tegap karena terlalu kehabisan tenaga setelah menangis menyesali kesalahanku. Perlahan kurebahkan tubuhku diatas sofanya yang terasa begitu nyaman untukku. Kubenarkan posisi tubuhku dan mulai memejamkan mata. Kudengar derap langkah kaki Hyura yang mulai berjalan mendekat.
“Kau mau kubuatkan sesuatu???” tanyanya yang kurasa saat ini tengah berdiri dalam jarak yang begitu dekat denganku karena aku masih memejamkan mataku.
“Kalau begitu kuambilkan air dingin saja agar kau bisa sedikit lebih tenang” lanjutnya yang hendak berbalik meninggalkanku namun segera kutahan pergelangan tangannya.
“Bisakah kau tetap disini menemaniku???” pintaku seketika tanpa membuka mata dan merubah posisiku.
“Tetaplah disini, aku tak membutuhkan apapun, yang kubutuhkan saat ini hanya teman, jadi kumohon temani aku jangan beranjak kemanapun” kurasakan ia merendahkan tubuhnya dan kulihat ia duduk dilantai tepat disebelah sofa yang kutempati.
“Kalau begitu tidurlah, kau istirahatkan pikiranmu sejenak, mungkin setelah kau bangun nanti semuanya akan jauh lebih baik” katanya sambil menyunggingkan senyum kepadaku.
“Gomawo Hyura-ya” ucapku yang kembali memejamkan mata mulai memasuki alam bawah sadarku sambil terus menggenggam erat pergelangan tangannya yang kini kulatakkan didadaku seolah aku begitu takut ditinggalkan sendiri olehnya.
KYUHYUN side end
DONGHAE side
“Han… aku pulang dulu ya???” tanyaku padanya yang masih terus memelukku dengan begitu erat berjam-jam lamanya.
“Shirreo” serunya mendongakkan kepalanya memperhatikanku dengan memanyunkan bibirnya yang mungil seperti seorang anak kecil yang sedang merajuk karena tak dibelikan permen oleh eommanya.
“Ini sudah begitu siang, aku harus kembali ke kantor SM lagi masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan” bujukku lembut.
“Tapi aku takut” balasnya sambil menarik kerah kemeja yang kukenakan dan mulai mensejajarkan wajahnya dengan wajahku sampai-sampai hidung kami saling bertemu.
“Apa yang kau takutkan? Bukankah kau tidak sendirian disini? Lagipula ada eonni kesayanganmu itu kan yang akan menjagamu eoh?” tanyaku bingung.
“Aku… aku takut kalau kau tidak kembali lagi… aku takut jika aku melepaskanmu saat ini maka aku takkan bisa mendapatkanmu lagi” kata-katanya begitu lirih namun masih bisa ditangkap dengan baik oleh kedua telingaku.
“Kau tidak perlu takut chagi, aku pasti kembali. Selama kau terus mempercayaiku, atau bahkan sampai kau tak mempercayaiku lagipun aku akan tetap kembali padamu, dihadapanmu, dihati dan dipikiranmu Han. Jadi percayalah padaku, aku pasti kembali” kataku berusaha meyakinkannya yang terus saja menghembuskan napas hangatnya yang terus menyapu wajahku dengan frustasi.
“Dangsineun yagsoghae oppa???” tanyanya dengan sedikit keraguan yang jelas terpancar di kedua bola matanya.
“Yagsoghae” jawabku mantap berusaha sekuat tenaga meyakinkaannya meskipun rasanya begitu berat meninggalkannya setelah ia mulai kembali padaku untuk yang kesekian kalinya setelah berulang kali aku berhasil menyakitinya.
“Arrayo oppa, aku selalu mempercayakan hatiku padamu, hanya padamu” tatapan matanya tepat dimanik matanya menampakkan bahwa ia benar-benar masih mempercayaiku dan memberikankku kesempatan lagi untuk yang entah keberapa kalinya.
“Gomawo Han” kukecup jemarinya yang terus membelai lembut wajahku sebelum aku benar-benar beranjak dari tempat tidurnya untuk meninggalkannya. Meskipun hanya untuk sejenak waktu namun rasanya terlalu berat meninggalkannya sendiri.
“Pergilah oppa, aku akan baik-baik saja, bukankah kau hanya sebentar” ia tersenyum menatapku yang masih mematung tak berselera untuk melangkah pergi.
CHU~~
“Apa itu cukup meyakinkanmu bahwa aku akan baik-baik saja???” tanyanya setelah secara mendadak berhasil mengejutkanku dengan sebuah kecupan kilat dibibirku.
“Yaa… palliwa” jeritnya mengusirku yang masih kehilangan kesadaran karena perbuatannya barusan keluar dari kamarnya.
DONGHAE side end
CHEONSA side
BRAAAKK~~~
Kututup rapat pintu kamarku dan langsung bersandar pada pintu kamar sambil memegangi dadaku. Jantungku berdetak dengan hebohnya. Pipiku terasa sangat panas sekarang. Kurasa saat ini sudah muncul semburat kemerahan disana. Aigoo, apa yang kulakukan barusan? Kenapa aku jadi menciumnya lebih dulu?
“Chagiya… aku akan segera kembali untukmu asal kau mau berjanji memberiku surprise lagi seperti barusan” teriaknya dari luar kamar yang langsung berhasil membuatku semakin menggila dibuatnya.
Terdengar suara tawa kekanak-kanakannya dari luar. Omo, ikan narsis itu pasti sekarang semakin besar kepala dia. Arrgggh aku malu, jeritku dalam hati sambil mengacak rambut panjangku yang kubiarkan terurai.
Tak bisa kupingkiri memang ada rasa bahagia yang mulai menyusup masuk menyeruak kedalam relung hatiku. Aku sungguh merasa bahagia karena ia tetap kembali padaku. Kembali meyakinkan hatiku yang sebenarnya sulit untuk meragukannya. Sebegitu percayanya kah diriku padanya? Entahlah, meskipun berulang kali aku menyangkali. Namun hati ini tetap meyakinkanku untuk terus mempercayai dirinya. Sebesar inikah cinta kami? Apa kami takkan bisa terpisahkan? Aku yang terlalu mencintainya atau dia yang tak pernah mampu melepaskanku?
Sulit melepaskannya meski hanya sekejap mata. Aku selalu merasa takut bila bayangannya menjauh dariku. Aku takut setiap melihat punggungnya menjauh dariku. Ingin rasanya selalu berada dalam dekapan hangatnya agar aku tak perlu merasa takut sendirian.
Lee Donghae, mungkin aku terlalu bodoh untuk terus berusaha sekuat tenaga berdiri tegak menantimu. Tapi inilah cintaku, cinta yang sulit kuleburkan dalam hitungan detik, menit, hari bahkan tahun. Cinta ini terlalu memabukkanku, membuatku tak mampu lagi berpaling darimu. Orang lain mungkin akan menganggapku begitu bodoh. Tapi aku tak perduli, aku hanya akan tetap berdiri menantimu. Hanya seorang saja, yakni kau Lee Donghae.
CHEONSA side end
– TBC –
komen-komenan