Posts Tagged With: Soong Jong Ki

Never Turned Away Part_3


page

 

_____________________________________________________________

Cast: Lee Donghae, Han Cheonsa, Song Joong Ki

Other Cast: Member Super Junior, Han Nana, Song Hyura, Son Eun Seo, Cho family

Genre: Romance, Sad, Family, Frienship, Comedy

_____________________________________________________________

 

♥ Kau hanya sebuah memori bagiku, jadi tolong biarkan aku menyimpanmu dalam hati seperti ini saja…♥

 

DONGHAE side

BRAAAKK~~~

Menjatuhkan tinjuku diatas dasbor mobilpun tak ada gunanya bagiku, sedikitpun tak dapat meredam seluruh kemarahanku yang mulai memuncak saat ini. Rasa sakit ditangannku tak sebanding dengan rasa sakit yang kurasa didalam dadaku ini. Sakit memang, tapi aku bisa apa melihat semua ini.

“Apa yang namja itu lakukan? Kenapa dia bisa berani-beraninya menyentuh Cheonsa? Apa ini hukuman untuk semua kebodohan yang kulakukan? Apa ini hukuman yang setimpal karena aku telah melukaimu Han Cheonsa? Bogoshipo Han… nan jeongmal bogoshipo chagiya…” cairan bening ini lolos begitu saja membasahi pipiku.

“Kau memang babo Lee Donghae… babo… disaat seperti ini kau hanya bisa bersembunyi… menyaksikan dari jauh seseorang menyentuhmu… bukan, bukan hanya itu… dia bahkan berani menciummu Han…” kutelungkupkan wajahku disetir mobil kedua tanganku mulai mengacak rambutku frustasi.

“Harusnya saat itu aku mengejarmu, harusnya aku menahanmu dengan segenap sisa tenaga yang kumiliki saat itu atau setidaknya aku rela… rela menggantikan posisimu saat kecelakaan itu menimpamu… bahkan saat dirumah sakitpun… aku terlalu takut untuk menyapamu Han… aku merindukanmu… aku menyakitimu dan itu berarti aku juga menyakiti diriku sendiri… aku memang babo… teramat sangat babo… maafkan aku Cheonsa-ya… maafkan aku chagiya…” isakanku semakin menjadi-jadi mengaburkan pandanganku sepenuhnya.

“AAAAAAAAAAAAAA” aku hanya mampu berteriak untuk meluapkan seluruh kekesalanku.

DONGHAE side end

KYUHYUN Side

“Hyung, kau melakukan peranmu dengan sangat baik rupanya” gumamku senang melihat kejadian diluar  antara Joong Ki hyung dan dongsaeng kesayanganku Cheonsa melalui celah jendela kamarku.
“Selanjutnya… kuharap kalian bisa terus bersama. Setidaknya… kau bisa membahagiakan dongsaengku karena kesedihannya adalah kesedihanku, air matanya juga air mataku, maka jika melihatnya terluka aku juga akan merasa terluka karenanya”.

FLASHBACK

“AWAAAAAS…” teriakan seorang yeoja yang berusaha menghampiriku dan sedikit menarik tubuhku dengan cukup kuat membuat kami berdua jatuh tersungkur kelantai. Tapi sayangnya balok-balok kayu yang harusnya mendarat mulus diatas kepalaku justru malah berhasil menghantam kepalanya yang berusaha menghalangiku.

Tubuhnya terjatuh tepat diatas tubuhku dengan kepalanya yang bersandar didadaku, kuperhatikan ia mulai mengangkat wajahnya dan memperhatikan ku dengan seksama.

“Kau tidak apa-apa kan?” tanyanya singkat dan langsung tak sadarkan diri setelahnya.

***

Sekarang aku sedang berada disebuah ruangan cukup luas yang didominasi dengan warna serba putih. Aku duduk di sebelah ranjang tempat seorang yeoja yang beberapa jam lalu berusaha menyelamatkan nyawaku. Aku yang tadinya tengah menjalani syuting CF terbaruku, hampir saja terbaring diranjang yang tengah ditempatinya saat ini.

Beberapa kru tadi langsung membantuku membawanya kemari setelah kusadari banyak darah yang mengucur dari kepalanya yang terbentur balok-balok besar tadi.

Yeoja ini masih terlelap dengan sangat tenang, wajahnya terlihat sangat pucat karena kehabisan banyak darah tadi dan membutuhkan donor darah. Beruntungnya golongan darahku sama dengannya (A), setidaknya itu bisa sedikit membantunya untuk segera sadarkan diri.

KREEEKK~~

“Kyuhyun-ah, gwenchana???” tanya seseorang yang tiba-tiba masuk.

“Aah, eomma, appa, noona…” ternyata keluargaku sudah datang.

“Kau baik-baik sajakan???” tanya nonna ku dengan cemas.

“Ne, nan gwenchanayo” jawabku “Ini semua berkat dia” lanjutku yang menunjuk kearah yeoja yang masih tak sadarkan diri itu.

“Ooh, ini yeoja yang sudah berhasil menyelamatkanmu tadi???” kali ini appa yang mengajukan pertanyaan padaku sambil memperhatikan wajah yeoja itu.

“Nde appa, dia yang sudah berhasil menyelamatkan nyawaku tadi. Entah apa yang akan terjadi jika dia tak berusaha menyelamatkanku, atau mungkin saat ini aku yang akan berada diranjang ini” jawabku asal.

“Yaa, dia mulai sadar Kyunnie” seru nonnaku heboh membuat aku dan eomma langsung menghampirinya yang masih terbaring sedangkan appa langsung bergegas memanggil dokter.

Dengan perlahan ia berusaha membuka matanya, berusaha mengumpulkan kesadarannya yang cukup lama menghilang beberapa jam ini. Kuperhatikan matanya yang tak berhenti menatap seisi ruangan ini dengan tatapan bingung.

“Apa aku… sedang berada dirumah sakit???” tanyanya polos kepadaku yang sepertinya paling ia kenal setelah memperhatikan eomma dan nonnaku dengan wajah kebingungan.

“Nde, sekarang kau sedang ada dirumah sakit. Kau sempat tak sadarkan diri tadi” jawabku ramah.

“Maaf permisi, saya akan memeriksa kondisinya terlebih dahulu” kata seorang namja yang kuyakini adalah seorang dokter dilihat dari pakaian yang ia kenakan.

“Aah, sunbaenim” serunya kaget melihat dokter yang hendak memeriksa kondisinya.

“Diamlah, aku akan memeriksa kondisimu bocah nakal” balas dokter itu membuat si yeoja bungkam dengan bibirnya yang ia majukan sedikit kedepan.

***

Han Cheonsa, itu nama yeoja yang telah berhasil menyelamatkan ku. Nama yang indah, sesuai dengan namanya ia seperti seorang malaikat yang datang untuk menyelamatkan ku. Aah, ani lebih tepatnya ia hadir sebagai malaikat penyelamatku. Haha, mungkin terdengar cukup berlebihan memang tapi itu kenyataannya.

Dia seorang mahasiswi yang berhasil mendapatkan beasiswa penuh di fakultas kedokteran disalah satu universitas yang cukup terkemuka seantero Seoul. Pantas saja ia mengenal dokter yang tadi memeriksanya, ternyata dokter itu adalah salah seorang sunbaenimnya semasa kuliah. Selain itu dia juga seorang trainee di agency tempatku bernaung yakni SMEntertaiment. Yang terakhir ini cukup membuatku kaget, berdasarkan penuturannya pribadi ternyata harusnya hari ini ia menjadi pasanganku di CF terbaru yang kubintangi tadi. Sayangnya, karena kecelakaan tadi semuanya terpaksa dicancel padahal itu merupakan debut pertamanya setelah menjadi trainee. Aku jadi merasa cukup bersalah, seandainya aku tidak ceroboh dan terlalu cuek dengan keadaan tempat syuting berlangsung.

Dia seorang yatim piatu yang sekarang tinggal disebuah kontrakan kecil dipinggiran kota Seoul jauh dari kampong halamannya bersama adik sepupunya yang saat ini tengah bekerja membuka sebuah kedai kecil menurut penuturannya lagi. Ia banyak bercerita kepadaku mengenai dirinya. Kusadari baru kali ini aku bisa menjadi seorang pendengar yang baik tanpa memberikan komentar pedasku seperti yang biasanya kulakukan kepada orang-orang yang berhadapan langsung denganku beserta celotehan mereka.

***

Satu minggu sudah waktu yang terlewatkan setelah kecelakaan waktu itu. Aku beserta kedua orang tuaku saat ini datang kesebuah kedai kecil ditempat yang cukup terpencil disudut kota namun cukup ramai dilalui para pejalan kaki.

“Selamat dat… tang” sapa yeoja cantik bernama Cheonsa itu kaget melihat kedatanganku bersama appa dan eommaku.

“Anyeong Cheonsa-ya” sapa eomma ramah dan langsung memeluknya singkat.

“Aah, ne anyeong ajhumma” balasnya ramah sambil membungkukkan badannya kearah kami.

“Hemm, sepertinya aku harus menutup kedai untuk sementara waktu” celetuk seseorang yang ku ketahui adalah adik sepupu Cheonsa.

***

“Sebenarnya… maksud kedatangan kami kemari adalah…” kata-kata appa sedikit terputus-putus karena gugup.
“…kami sekeluarga, ingin sekali… mengajakmu masuk kedalam keluarga kami…” lanjut appa yang langsung sukses membuat kening Cheonsa berkerut.

“Maksud… ajhussi apa? Aku tidak mengerti arah pembicaraan ini?” tanyanya bingung.

“Maksud kami… kami ingin… kau mengangkat mu sebagai putri kami… sebagai bagian dari keluarga kami” lanjut appa dengan penuh keseriusan.

“Kau mau kan menjadi bagian dari keluarga kami???” sambung eomma menegaskan pertanyaan appa tadi.

***

Beberapa hari yang lalu tepatnya saat kedua orang tuaku hampir saja tertabrak sebuah mobil yang melintas dengan sangat cepat tanpa memperhatikan lampu lalu lintas yang seharusnya membuat sipengendara menghentikan kemudinya. Seorang yeoja berhasil menyelamatkan nyawa kedua orang tuaku. Dengan sigap yeoja itu berhasil menarik pergelangan tangan kedua appa dan eomma ketepi jalan sehingga terhindar dari tabrakan yang mungkin akan mencelakakan mereka saat itu juga.

Cheonsa, lagi-lagi dia datang sebagai sesosok malaikat penyelamat. Kali itu ia berhasil menyelamatkan kedua orang tuaku. Hingga akhirnya, kedua orang tuaku memutuskan untuk mengangkatnya sebagai bagian dikeluarga kami. Mungkin lebih tepatnya sebagai putri bagi kedua orang tuaku, dan sebagai yeodongsaeng bagiku dan nonnaku Cho Ahra.

FLASHBACK END

Sejak saat dimana Cheonsa memutuskan untuk menginjakkan kakinya masuk kekeluarga ini dan menjadi bagian terpenting didalamnya, sejak saat itu pula aku memutuskan untuk terus menyayanginya, menjaganya dan melindunginya dengan sangat baik. Yah, semua itu kulakukan bukan tanpa alasan melainkan sebagai balasan terimakasihku padanya yang mungkin takkan pernah cukup untuk membalas segala perbuatannya terhadap keluargaku. Ditambah lagi perasaan aneh yang muncul di hatiku, seperti sebuah kewajiban yang mengharuskanku untuk selalu berada disisinya sebagai teman, sahabat, kakak atupun sebagai pelindungnya.

KYUHYUN Side end

JOONG KI Side

Pagi buta mataku sudah terjaga dan langsung bergegas kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku kemudian bersiap sesudahnya untuk segera menuju kerumah keluarga Cho. Rasanya sudah tak sabar ingin menyapa dan berjumpa dengan Cheonsa pagi ini.

Mobil putih kesayanganku menyusuri keramaian kota pagi ini dengan sedikit lebih cepat dari biasanya. Selama diperjalanan tak henti-hentinya aku tersenyum sembari menyenandungkan lagu Gift Present by. K.Will yang terus berkumandang memenuhi seisi mobil ini.

***

Ku tekan bel rumah yang terbilang cukup besar milik keluarga Cho dihadapanku ini. Ku hirup aroma semerbak yang menyeruak dari buket bunga Baby breath kesukaan Cheonsa yang sempat kubeli tadi diperjalan saat menuju kemari. “Semoga ia senang menerima bunga pemberianku ini” pikirku.

“Aah… hyung, kau sudah datang rupanya. Silahkan masuk” sapa Kyuhyun yang mebukakan pintu untukku pagi ini dan mempersilahkan aku untuk masuk kedalam bersamanya.

“Joong Ki-ah, kau sudah datang rupanya” seru Cho ajhumma setelah mendapatiku datang bersamaan dengan Kyuhyun dari luar. “Kemarilah… kita sarapan dulu” ajak Cho ajhumma menggiringku untuk duduk dikursi tepat disebelah Cheonsa yang sempat melirik kearahku dan buru-buru meneguk air dai gelasku saat aku juga tersenyum menatapnya.

“Hemm, ini untukmu… semoga kau menyukainya… karena ini bunga kesukaanmu” kataku gugup menyodorkan buket bunga kehadapannya yang langsung disambut dengan senyuman hangatnya. Untunglah tampak rona bahagia diwajahnya ketika menerima buket bunga itu dariku.

“Gamsahamnida…” ucapnya dengan riang.

“Waah, aku jadi iri padamu Cheonsa-ya” ledek eonninya Cho Ahra yang langsung berhasil membentuk rona merah menghiasi wajah cantiknya pagi ini.

“Makanya nonna, cepat lagi kau mencari pasangan ingat berapa usiamu sekarang” balas Kyuhyun dengan tampang cueknya.

“Issh, eomma, appa… Kyuhyun mulai lagi…” rajuk Ahra kepada eomma dan appanya karena sudah sukses di ledek oleh dongsaeng evilnya Cho Kyuhyun.

“Sudah-sudah, kalian berdua terus saja saling meledek. Dan kau Kyu…” lanjut Cho ajhumma menudingkan telunjukkanya kearah putra semata wayangnya.

“Ada apa denganku?” tanya Kyuhyun bingung.

“Kau pikir kau tidak sama dengan Ahra, lagi pula kau juga belum punya pasangankan. Sebaiknya kau juga cepat-cepat mencari pasangan masa kau kalah dengan Cheonsa… hahaa” tawa Cho ajhumma mengakhiri ucapannya yang berhasil membuat seorang Cho Kyuhyun bungkam dan menjadi bahan tertawaan semua yang ada diruang makan ini.

***

“Ehmm… oppa, sebenarnya… kau mau mengajakku kemana???” tanyanya ragu saat sudah berada didalam mobil dan duduk manis dikursi penumpang disebelahku.

“Tenanglah, aku tidak akan menculikmu. Aku hanya akan mengajakmu kesuatu tempat yang beberapa waktu lalu ingin kau kunjungi” jawabku mampu membuatnya mengangguk patuh.

“Kau mau apa???” serunya kaget saat aku mmendekat dengan cepat kearahnya.

“Ini…” kataku sembari menunjukkan safety belt yang hendak kupasangkan untukknya.

“Ooh…” hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya membuatku sedikit terkekeh melihat reaksinya yang lucu.

***

Wajahnya terlihat seperti bayi saat tengah tertidur lelap seperti sekarang. Rasanya tidak tega jika aku harus membangunkannya sekarang, meskipun kami sudah sampai ditempat tujuan kami.

“Tidurlah yang nyenyak putri tidurku yang cantik” gumamku kemudian mulai mendekatinya dan tanpa sadar langsung saja ku kecup keningnya membuatnya sedikit merubah posisi tidurnya dikursi penumpang. Kuputuskan untuk keluar dari mobil takut kalau-kalau ia terjaga dari tidurnya dan memergokiku barusan.

“Aissh, bisa malu aku kalau tertangkap basah tadi” erangku memijat keningku perlahan dan berlalu sedikit menjauh dari mobilku.

JOONG KI Side end

 

CHEONSA Side

Kuregangkan tubuhku yang terasa sedikit lesu karena tidur didalam mobil seperti ini. Sayup-sayup kudengar suara gemuruh ombak yang cukup kerasa menembus gendang telingaku membuatku langsung membuka mata dengan cepat.

“Pantai…” ujarku kaget melihat pemandangan diluar mobil.

Kulihat seseorang yang kukenali, Joong Ki oppa tengah duduk diatas pasir ditepian pantai. Kuputuskan untuk keluar dan segera menghampirinya.

“Whoaa, neomu ipuda” seruku mengagetkannya yang sedari tadi fokus memandangi bentangan warna biru dihadapannya.

“Ooh, kau sudah bangun rupanya???” tanyanya seraya bangkit dari duduk dan menatapku dengan mata sendunya.

“Jadi… ini tempat yang begitu ingin kukunjungi itu???” tanyaku riang tanpa menjawab pertanyaannya tadi.

“Hemm… ne, apa kau suka???” tanyanya lagi.

“Tentu saja, pantai seindah ini siapa yang tidak akan suka berada disini” jawabku berbalik memandangnya yang terus tersenyum kearahku.

“Lihatlah… sebentar lagi matahari akan terbenam” serunya menunjuk kearah matahari senja yang sebentar lagi akan terbenam.

“Aigoo… jeongmal ipuda” gumamku pelan.

“Duduklah…” katanya mempersilahkan aku duduk tepat disebelahnya. Ia membentangkan selembar kain seperti sebuah sapu tangan diatas pasir sebagai alas untuk aku duduk.

“Gomawo… oppa” ucapku tulus tersentuh dengan perlakuan manisnya kepadaku dan langsung duduk tepat disampingnya dengan jarak yang sangat dekat. Setelah itu cuma keheningan yang dapat kurasakan, hanya ada suara deburan ombak dan burung camar yang beterbangan melengkapi keindahan pantai dengan pasirnya yang putih di sore hari ini.

***

“Oppa… kau sedang apa?” tanyaku yang baru saja pulang mengejutkan Kyuhyun oppa yang tengah asik membuka sebuah buku dan membacanya.

“Yaa… apa kau tak bisa menyapaku dengan lebih tenang?” omelnya atas perbuatanku.

“Mianhae…” balasku sambil mengangkat tangan kananku dan membentuk huruf V dengan kedua jari telunjuk dan jari tengahku.

“Aah, sepertinya aku harus pergi sekarang” serunya yang kemudian bangkit lalu memasukan buku yang tadi dibacanya kedalam tas yang tergeletak diatas meja.

“Chankaman oppa…” selaku menghentikannya.

“Waeyo???” tanyanya bingung.

“Oppa mau kemana???” wajahnya langsung terlihat aneh ketika aku menanyakan tujuannya.

“Ooh… mau… mau…”

***

Disinilah aku saat ini. Disebuah apartemen mewah, yang menurut cerita singkat dari Kyuhyun oppa salah satu ruangan dilantai 11 sana merupakan apartemen milikku dan dirinya. Dengan susah payah aku membujuknya agar mau mengajakku datang kemari, siapa tau dengan begitu bisa membantuku mengumpulkan puing-puing ingatanku yang berhamburan dari tempatnya.

“Kajja… keluarlah lebih dulu tuan putri” perintah oppa menyuruhku berhambur keluar lift.

Kuperhatikan setiap sudut koridor dan…

“Yaa oppa…” sewotku saat Kyuhyun oppa secara tiba-tiba menarik pergelangan tanganku untuk mengekor dibelakangnya.

“Chaa… ini apartemen kita, sebaiknya kau masuk sekarang” perintahnya yang membuatku sedikit bersungut dan memandangi bingung pintu apartemen itu. “Ada apa lagi eoh???” tanyanya sewot.

“Aku kan amnesia oppa, jadi bagaimana aku bisa membuka pintunya jika aku tidak ingat passwordnya” jawabku pasrah membuatnya langsung menepuk keningnya.

KREEEKK~~

“Omo… Cheonsa-ya…” seru seseorang yang langsung berlari dan mendekapku erat tepat saat pintu apartemenku dan apartemen diseberangnya terbuka. “Cheonsa-ya, nan jeongmal bogoshipo…” serunya lagi dengan nada manja yang sedikit menggelikan dan membuatku risih karena ia masih terus mendekap tubuhku.

“Yaa… lepaskan dongsaengku sekarang” perintah Kyuhyun oppa pada namja bertubuh kecil tapi imut itu.

“Issh… kau ini Kyu… aku kan masih ingin kangen-kangenan dengan Cheonsa” rengeknya.

“Apa kabar dirimu… Han Cheonsa???” tanya salah satu namja bermata sipit dengan senyum manisnya kemudian ikut memelukku sesaat.

“Aah… aku… baik-baik saja” gumamku kikuk karena tidak mengenali mereka berdua dan beberapa namja dibelakang mereka yang sedari tadi menatapku dengan tatapan menginterupsiku.

“Sebaiknya kau masuk dulu kedalam… dan ingat didalam ada seorang yeoja bernama NANA dia itu adik sepupumu arra…???” perintah Kyuhyun oppa yang lebih terdengar seperti peringatan bagiku.

“Neee… arraseo” jawabku yang langsung berbalik untuk masuk kedalam tapi…

Fokusku tiba-tiba saja tertuju pada seorang namja yang tengah berjalan mendekati kerumunan namja lainnya yang tadi menyambutku. Jantungku bereaksi dengan aneh secara tiba-tiba tepat disaat kami saling bertemu mata. Mendadak dadaku terasa begitu sesak, aku seperti… seperti merindukannya. Wajah seperti tak asing bagiku, matanya yang sendu… mata itu seolah menyihirku membuat perasaanku jadi tak menentu. Oh Tuhan… ada apa denganku???

“Ehemm… masuklah” seruan oppa mengejutkanku dan langsung masuk kedalam setelah sebelumnya sempat membalas senyum namja itu.

CHEONSA side end

DONGHAE side

@ROOFTOP

Aku tersenyum sendiri mengingat kejadian didepan dorm tadi. Rinduku sedikit terbayarkan sudah setelah menyaksikannya hadir secara nyata dihadapanku, membalas senyumanku. Sudah begitu lama aku tak pernah melihat senyuman itu, aku merindukannya, sangat merindukannya.

DUUUKK~~

“Awww…” jeritan seseorang sontak mengejutkanku.

“Han…” gumamku ketika mendapatinya yang tengah terduduk mengerang kesakitan sambil memegangi lututnya membuatku bergegas menghampirinya.

“Awww… appo” erangnya kesakitan.

“Neo… gwenchana???” tanyaku cemas menghecek lutunya yang terlihat sedikit memar mungkin karena membentur balok-balok kayu didekatnya tadi. “Yaa… neo gwenchana???” tanyaku lagi.

“Appo…” rengeknya dan tanpa pikir panjang aku langsung membopongnya dan membawanya kembali ke dorm untuk mengobati lukanya.

@DORM Lantai 11

“Diamlah dan jangan bergerak, tunggu disini aku akan mengobati lukamu!!!” perintahku tegas yang dijawab anggukan patuh darinya.

Aku bergegas untuk mengambil kotak obat dan air hangat. Aku benar-benar khawatir melihatnya meringis kesakitan sedari tadi. Beruntungnya saat aku membopongnya kemari dia tak memberontak seperti biasanya. Apa mungkin karena ia tak mengingatku? Ahh, sudahlah yang terpenting sekarang aku harus segera mengobati lukanya.

“Itu untuk apa???” tanyanya polos setelah aku kembali dengan air hangat dan kotak obat yang memenuhi kedua tanganku yang segera kuletakkan diatas meja tepat didepannya.

“Tentu saja untuk mengobati lukamu, memangnya untuk apa lagi eoh???” jawabku jengkel karena pertanyaannya yang aneh itu.

“Aigoo… agashi, ini hanyalah luka memar harusnya kau membawakanku sesuatu yang dingin untuk mengompres lukaku bukannya benda-benda itu” sungutnya kesal.

Aigoo… yeoja ini benar-benar amnesia atau tidak sih? Kenapa sifat pemarahnya masih sperti biasanya? Aahh, aku benar-benar frustasi jika harus menghadapi kelakuannya ini. Tunggu tadi dia memanggilku apa? Agashi?

“Yaa… agashi, kenapa kau malah melamun disitu eoh??? Cepatlah, katanya kau mau mengobati lukaku ini sakit tau!!!” ocehnya membuatku tertawa lepas.

“Hei… agashi, kenapa kau malah tertawa eoh???” tanyanya bingung memperhatikanku yang terus saja tertawa.
“Yaa… berhentilah tertawa apanya yang lucu sih??? Kakiku benar-benar sakit sekarang” lanjutnya lagi dan berusaha bangkit dari duduknya.

“Aissh, sudah tau sakit masih memaksakan untuk bangun” omelku yang baru saja menangkap tubuhnya yang terhuyung hampir saja terjatuh.

Saat ini aku jadi bisa kembali melihat wajahnya dengan jarak yang sangat dekat. Aku sudah lupa kapan terahir kali ia berada dalam dekapanku.

Aku merindukanmu, rindu keningmu yang selalu kukecup hampir disetiap pagi datang tepat disaat kau terbangun dipagi hari.

Aku rindu matamu, yang sering mengerling nakal setelah berhasil menggangguku, mendelik kesal atas setiap perlakuan isengku, membelalak kaget saat aku tiba-tiba mencuri kesempatan darimu, aku juga rindu tatapanmu yang sering tak berkedip memperhatikan setiap tingkah lakuku.

Aku merindukan hidungmu yang selalu kau gunakan untuk mengendus bau masakan wookie yang membuatmu selalu berlarian riang didapurnya. Rindu saat ka uterus menghirup aroma parfumku yang begitu kau sukai itu.

Akupun merindukan pipimu yang sering kukecup tanpa ijin terlebih dahulu yang kemudian membuatmu mendelik kesal dan mulai mengejarku untuk memukuliku tentunya. Aku rindu rona merah yang selalu tergambar dikedua pipimu saat kau tersipu malu.

Aku juga merindukan bibir mungilmu yang selalu berteriak memanggil namaku, merajuk, mengeluh, dan merayuku. Aku rindu setiap celotehanmu, sangat, sangat rindu… bahkan aku rindu setiap kecupan mesramu.

“Nan jeongmal bogoshipo” gumamku tanpa sadar.

“Nde???” tanyanya “Kau bicara apa???” lanjutnya bingung.

“A… aniya” balasku gugup.

“Ka… kalau begitu… bisakah kau lepaskan aku???” katanya ragu dan membuatku langsung melepaskan pelukanku dipinggangnya.

“Aah… mianhae” jawabku sambil mulai mengusap-usap tengkukku karena malu.

DONGHAE side end

KYUHYUN side

“Saengi-ah, kau kenapa? Ada apa dengan kakimu?” tanyaku cemas saat melihat Cheonsa datang dan berjalan dengan terseok-seok.

“Ooh… ini, nan gwenchanayo oppa” jawabnya cuek dan berangsur kekamarnya.

“Kyu, ada apa dengannya?” tanya Sungmin hyung padaku.

“Mollayo hyung, dia memang sering aneh apalagi semenjak kehilangan ingatan” jawabku asal.

PLETAAKK~~

“Aawww… appo hyung” jeritku kesal karena mendapat jitakan dari Yesung hyung.

“Makanya jangan asal bicara tentang dongsaengmu itu” sungutnya sebal padaku.

“Issh… arraaaa” balasku tak kalah sebal atas perlakuannya padaku.

***

“Nana-ya, bisa kau panggilkan Cheonsa untuk makan malam bersama disini???” pinta Leeteuk hyung pada Nana yang sudah hampir bangkit dari duduknya membuat Siwon hyung tunangannya merengut sebal.

“Sudahlah biar aku saja yang membangunkannya” cegahku menghentikan Nana yang langsung disambut senyum bahagia dari Siwon hyung.

TOK~~ TOK~~ TOK~~

CKLEEEKK~~

Dia masih bergelung dengan selimut tebalnya. Apa dia begitu kelelahan? Dan bagaimana dengan lukanya? Bukankah tadi dia berjalan dengan terseok-seok. Kuputuskan untuk mendekatinya dan perlahan menyibakkan selimutnya untuk memeriksa kondisi kakinya. Dia langsung terbangun dengan ekspresi kagetnya dan memandangiku aneh.

“A… apa yang oppa lakukan???” tanyanya takut-takut.

“Issh… aku hanya mau mengecek lukamu, bukannya mau mencelakaimu babo” jawabku kesal karena ekspresinya yang terkesan menyebalkan.

“Ooo…” gumamnya membulatkan bibir mungilnya.

Kuperiksa dengan seksama lututnya yang terlihat memar. Entah apa yang bocah ini lakukan hingga kakinya terluka seperti ini.

“Sebenarnya ada apa dengan kakimu eoh???” tanyaku menginterupsinya.

“Eoh… ini… cuma memar biasa karena aku tidak berhati-hati dan ahirnya kakiku terbentur kayu” jawabnya polos.

“Benar begitu? Apa masih terasa sakit?” tanyaku lagi dan hanya anggukan dan gelengan darinya sebagai               jawabnnya.
“Baiklah kalau begitu sekarang kau bangun kita makan malam dulu, yang lainnya sudah menunggu dimeja makan. Kajja!!!” ajakku mengulurkan tangan.

“Oppa…” panggilnya saat aku berbalik.

“Hemm… waeyo???” tanyaku bingung.

“Bisakah kau menggendongku? Kakiku masih terasa sakit” rengeknya membuatku membelalakkan mata karena saking kagetnya setelah mendengar rengekannya barusan.

***

Semua member dan juga Nana membelalakan mata setelah aku berhasil keluar dari kamar Cheonsa lengkap dengan Cheonsa yang saat ini sedang kugendong dipunggungku.

“Aissh… kau benar-benar membuatku malu Han Cheonsa…” gumamku pelan.

“Huwaaa… ahirnya Han Cheonsa bisa membuktikan bahwa dirinya lah yang paling hebat dibandingkan evilKYU… hahaha” tawa Heechul hyung mengejek ku habis-habisan.

“Hehe, mianhae oppa” katanya cengengesan lengkap dengan V sign yang dibentuknya dengan menggunakan kedua jari telunjuk dan jari tengahnya membuatku menunduk pasrah.

“Kalau bukan adikku sudah ku pastikan kau tidak akan ada dipunggungku saat ini juga” kata jengkel menanggapi tampang polos Cheonsa dongsaeng kesayanganku.

KYUHYUN side

 

 

– TBC –

Categories: Fanfiction | Tag: , , , | 1 Komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

S P I C Z Y

Wlcome to my Alter Ego...

Elfishy Siwonnie World

This Blog is dedicate to My Beloved Boys, Donghae & Siwon

My World Fanfic

Just My Fanfiction!!

Aprilia SapphireBlue World's

FICTION WORLD WITH MY IMAGINATION....

Sweet Caramel

My Sweety

Choniegyu Fan Fiction

Dedicate To Our Evil Magnae "Our Gyuhyun"

KPDK Fanfiction

Just For Fanfiction

The Story About Love

Love don’t cost a thing; except a lot of tears, a broken heart, and wasted years.

SpeciAll Sapphire Blue

All About Super Junior -SpeciAll-

My Room

Tempat kami berbagi imaginasi melalui fanfiction

FFindo

FanFic For Friends

Voldemort's Porch

Spoiled rich and a total bitch.

VJ Heru

Penulis humor yang kurang pamor.

Dazzlesme

Let it flow with your talent

Catatan Kika

Sebuah Catatan Kecil Dari Orang Yang Ingin Besar

== HaeLien ==

Planet for Lee Donghae the Alien

elf501

My World is Korean Pop

Superjunior Fanfiction 2010

All about fanfictions with Super Junior as the main characters!

Korean Chingu

Like Korea Love Indonesia ^^